Langsung ke konten utama

TIRI

AKU BINGUNG bagaimana caraku harus menyayangimu. Sampai kapan pun ini tidak akan pernah mudah. Keberadaanmu di sekitarku, mau tidak mau membuka luka lama yang kelam. Luka yang sampai saat ini tidak tahu bagaimana memulihkannya. Aku benar-benar bingung, bagaimana harus menyayangimu seraya susah payah mengubur luka lama.

Namun, aku masih punya nurani. Kadang-kadang aku merasa iba, kehadiranmu adalah kesengajaan yang tidak baik-baik saja. Kamu adalah kebahagiaan bagi orangtuamu, tetapi tidak bagi kami. Sulit bagi kami untuk menerima kenyataan yang bahkan aku tidak tahu kapan kamu lahir.

Ini seperti penerimaan yang tidak memiliki pilihan. Bagaimanapun kamu telah diciptakan di dunia ini dengan dua sisi yang berdistraksi. Namun, bagaimanapun kamu telah diciptakan untuk berada di dunia ini. Kamu sudah ditakdirkan untuk menjadi bagian dari kehidupan ini. Bahkan, kamu telah menjadi bagian dari hidupku tanpa kutahu.

Akan tetapi, apakah saat ini kita benar-benar satu kesatuan yang semestinya? Mungkin kita punya saluran darah yang sama, tetapi bagaimana cara menyamakan aliran darah itu sampai ke hati? Pikiran selalu akan membawaku pada masa-masa kelam itu. Hal itu yang akhirnya menolak kedatanganmu di setidaknya setitik di hati aku.

Mungkin ini sulit, tetapi kenyataan tidak akan pernah bisa berubah, ‘kan? Mungkin hadirmu di masa lalu menjadi kabar buruk bagiku, tetapi kita tidak pernah tahu masa depan, ‘kan? Semua orang tidak akan sama, bahkan orang-orang yamg memiliki darah sama pun karakternya tidak sama. Bisa jadi, kamu lebih baik dari aku, ‘kan? Itu yang kutakutkan, bagaimana kalau-kalau akai menjadi tidak baik kepada orang yang ternyata baik?

Jika kamu tahu kebenarannya, mungkin kamu tidak akan bisa menerimanya. Namun, aku saat ini sudah tidak mempermasalahkan itu. Aku benar-benar punya hati lapang untuk itu. Ya, aku hanya tidak bisa menerima masa kelam itu terbesit di ingatanku. Itu bukan sesuatu yang bisa dipulihkan, tetapi aku harus menjalani hidup dengan bayang-bayang masa itu, aku akan kembali patah hati.

Kali ini aku sedang menelisik hikmah dan pelajaran supaya aku bisa menerimamu lebih utuh. Bagaimanapun kamu adalah orang yang disayang papiku, papi kita. Aku hanya, aku hanya berpikir untuk menggantikan papi untuk menyayangimu karena papi udah tidak ada.


Komentar