Aku jatuh lagi
Setelah kian lama mengurung diri
Dari apa-apa yang pernah melukai
Namun, kali ini aku kembali
Bersenandung dalam elegi
Dari malam sampai temu pagi
Tidak jua hilang patahnya hati
Sementara kuharus menyinari
Namun, kali ini aku redup sendiri
Ini tentang hati
Setelah kian lama mengurung diri
Dari apa-apa yang pernah melukai
Namun, kali ini aku kembali
Bersenandung dalam elegi
Dari malam sampai temu pagi
Tidak jua hilang patahnya hati
Sementara kuharus menyinari
Namun, kali ini aku redup sendiri
Ini tentang hati
Awalnya aku hanya jenuh
Akhirnya aku terjatuh
Tadinya aku mampu dan patuh
Kali ini aku sampai-sampai luruh
Pertama-tama aku mengayuh
Makin lama kian terasa ingin mengeluh
Harusnya aku tidak dikejutkan karena runtuh
Namun, kamu membuatku runtuh
Sepertinya ruang hatiku tengah keruh
Ini masih tentang hati yang tengah berteduh
Kemudian apa aku harus marah?
Nyatanya aku masih tersenyum padamu
Lagi pula kamu tidak bersalah
Sejatinya, rasa itu aku sendiri yang meramu
Aku sadar betul, aku yang berulah
Sementara kamu hanya singgah sebagai tamu
Aku sendiri yang membiarkan rasa itu makin parah
Kamu hanya menikmati apa yang kujamu
Mungkin aku seperti kehilangan arah
Sebab, di hatiku mulai kehilanganmu
Tunggu dulu, aku sedang tidak meratapi
Meskipun tulisan ini tampak berapi-api
Namun, kamu tidak perlu risau
Anggaplah dewi cinta tengah bergurau
Jadinya aku hanya diam dan menikmati
Hanya saja aku mesti lebih berhati-hati
Memang ada ruang di hati yang cukup kacau
Namun, kupastikan tidak sampai kacau balau
Manakala ada aturan yang harus ditaati
Tentang cinta setengah mati
Jadinya aku memilih pulih
Meskipun langkahku tertatih-tatih
Namun, aku ini cukup terlatih
Segala pahit kukecap walau perih
Aku tidak butuh pengganti untuk beralih
Itu hanya akan membuatku makin tersisih
Cinta memang tampak begitu putih
Akan tetapi, cinta lihai berdalih
Dengan cinta, jangan mudah pamrih
Takut-takut fasih dalam luka yang mendidih
Jika ditanya apa aku mampu
Janganlah remeh temeh padaku
Betapa banyak luka-luka yang terpaku
Begitu tinggi timbunan kasih yang menumpu
Sementara kuharus menyapu-nyapu
Membersihkan sisa-sisa bahagia di lampau
Kalau dipinta mengaku
Maka kamu tidak perlu tahu
Jelasnya ukiran abstrak ini karyaku
Kamu hanya perlu memandangi itu
Kadang-kadang aku berpikir
Lamat-lamat seraya menatap apa yang kuukir
Hampir jadi seperti akan utuh
Aku melupakan fondasi yang mesti ditaruh
Kamu, menurutmu apa aku begitu mahir?
Apakah ada makna-makna yang mengalir?
Namun, aku sudah tidak butuh
Sebab ksmu telah bersikukuh
Tentang kita yang tidak mungkin satu takdir
Kisah cintaku sudah mencapai skhir
Kemudian aku akan jadi pembelajar
Untuk biasa-biasa saja dalam mencintai
Tentang segala rasa yang mesti wajar
Untuk menghindar dari apa,-apa yang melukai
Jadi aku akan seperti pendekar
Yang mamerdekakan hati sendiri
Meski ada luka yang mengakar
Namun, aku lihai dalam berdamai
Cinta selalu tentang belajar
Agar manusia tidak mudah terbuai
Silakan mencintai
Selama kamu mengetahui
Bahwa cinta tidak melulu tentang suka-suka
Cinta juga perkara duka-duka
Hati-hati juga dengan hati
Kadang-kadang hati suka tidak tahu diri
Harusnya biasa-biasa saja
Namun, cinta memang luar biasa
Jika dikatakan jangan memulai
Akan tetapi, hati akan beraksi
Pergi saja untuk mengemban cinta
Asal kamu tahu ada racun yang berbisa
Siapkan hati dari patah yang nyata
Urungkan menaruh asa
Agar cinta tidak bertahta
Kamu mesti berkuasa
Jangan goyah karena kata-kata
Kapan pun cinta dapat menyiksa
Kenali cinta untuk membuat cerita
Hingga akhirnya menjadi bahagia tanpa sisa
Bandar Lampung, 21 November 2022
Komentar
Posting Komentar