AKU SUDAH SIAP-SIAP untuk bergerak, melangkah untuk menuntaskan apa yang sudah kupilih. Kulihat baik-baik orang-orang di sisi kanan dan kiriku. Mereka memasang ancang-ancang di pijakannya. Tatapan mata mereka menyorot ke depan seakan-akan menantikan garis ujung. Ada sesuatu di sana yang mesti mereka raih, tepatnya aku juga bagian dari mereka. Kuambil napas kuat-kuat untuk kemudian dibuang perlahan. Kukembalikan arah wajahku ke depan. Jujur saja, jantung sejak tadi sudah bergedup tidak karuan. Kali ini ketika pertandingan akan dimulai, gerak jantung menjadi tidak beraturan. Belum lagi suara riuh orang-orang di tribun yang tidak terdengar dengan jelas nama siapa yang disebut. Itu benar-benar distraksi yang mengganggu fokusku. Sebetulnya, bukan itu yang menjadi permasalahan. Aku hanya mencari-cari namaku di antara suara riuh yang bergema memantul di ruang terbuka ini. Setidaknya, satu saja, tetapi mengapa tidak ada namaku di sana. Kali ini kulayangkan pandangan ke arah tribun. Menatap...
manusia penyuka-duka kehidupan