Langsung ke konten utama

Dua Garis Biru: Pemtingnya Sex Edu yang Masih Tabu

 DUA GARIS BIRU setidaknya pernah menjadi film yang digadang-gadang tidak layak tayang karena mengangkat isu hamil di luar nikah. Padahal film tersebut belum tayang, tetapi banyak orang-orang merasa resah. Aku pribadi waktu melihat video trailer-nya di YouTube dan aku merasa tidak ada yang salah. Justru di dalamnya terdapat pesan mendalam terkait sex education yang sayangnya masih tabu di tengah-tengah masyarakat. Jadi, alih-alih dikecam, film ini mesti diapresiasi karena menjadi wadah edukasi bagi anak-anak muda bahkan orangtua.


Selama promosi film berlangsung, aku tidak pernah absen untuk menonton karena aku benar-benar excited menantikan film ini tayang di layar bioskop. Gina S. Noer selaku sutradara dan penulis naskah ini juta gencar menentang apa yang menjadi kontroversi terhadap film ini. Beliau mengatakan kalau cerita ini murni memberikan pesan, bukan tentang sebaliknya.

Namun, untungnya film ini tetap bisa tayang dan di luar dugaan karena berhasil meraih lebih dari 2 juta penonton. Belum lagi berhasil menyabet berbagai penghargaan yang membanggakan. Dua garis biru juga menuai pujian terkait betapa pesan-pesan yang dibeberkan. Belum lagi sindiran-sindiran kecil dan analogi-amalogi yang bikin mjndblowing! Nah, untukmu yang belum pernah nonton Dua Garis Biru, kubeberkan sedikit sinopsisnya, ya!


SINOPSIS DUA GARIS BIRU


Dua Garis Biru mengangkat kisah yang mana saat ini masih dialami oleh sebagian remaja di Indonesia. Di mana Dara hamil di luar nikah oleh Bima, mereka adalah pasangan baik-baik di sekolah. Namun, mereka pikir mereka bisa melalui semuanya dengan diam-diam, tetapi ternyata banyak sekali masalah yang menempa. Tidak hanya menyerang Dara dan Bima, tetapi masing-masing keluarga juga terkena imbas masalah tersebut. Lantas, bagaimana cara keduanya menyelesaikan masalah tersebut? Teman-teman sila tonton film ini di platform streaming Vidio, ya!


RESENSI FILM DUA GARIS BIRU


Sampai waktu di mana filmnya tayang di bioskop. Sepanjang perjalanan menonton, segala emosi dibuat campur aduk. Dimulai dari karakter, penokohan, alur dan olot cerita, pengambil gambar, bahkan soundtrack, semuanya saling mendukung menjadikan film ini tontonan yang berkualias dari segala bidang.


Mari kita kenalan lebih dulu dengan para aktor dan aktris yang berperilaku. Dara dan Bima diperankan oleh Zara Adhisty dan Angga Yunanda. David dan Rika diperankan oleh Dwi Sasono dan Lulu Tobing sebagai orangtua Dara. Cut Mini dan Arswendo Bening sebagai Budy berperang sebagai orangtua Bima. Ada juga aktris lain seperti Rachel Amanda sebagai Dewi kakaknya Bima, Kanna sebagai Puput adiknya Dara, Sharkira Jasmine sebagai Vini temannya Dara. Fun fact, tadinya Dara akan diperankan oleh Rachel Amanda. Namun, Gina S. Noer merasa kurang tepat karena jatuhnya seperti anak kuliahan. Sementara, sutradara tersebut ingin mengangkat kisah anak SMA. Akhirnya, Zara menjadi pilihan Gina S. Nore karena keduanya terlibat projek yang sama pada film Keluarga Cemara.


Pendalaman karakter yang dilakukan para pemeran juga membuatku takjub. Ketika Zara mencoba mengikat kelapa di perutnya untuk merasakan menjadi wanita hamil. Juga, Zara bercerita pengalaman yang dijudesin Cut Mini selama proses reading ternyata hal tersebut berkaitan dengan cerita film Dua Garis Biru. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan rasa dan chemistry. Hal ini menunjukkan betapa totalitasnya para pemeran yang benar-benar total dalam menekuni projek film Dua Garis Biru ini.


Jujur, aku adalah penggemar sitkom Tetangga Masa Gitu di mana Dwi Sasono punya karakter kuat di sana sebagai Mas Adi. Sebelum menonton aku takut masih terbawa karakter Mas Adi pada film Dua Garis Biru. Namun, ternyata, aku melihat Dwi Sasono sebagai ayah Dara. Sebagai ayah yang bijaksana dan berwibawa. Yang mana karakter Mas Adi benar-benar lepas dari sosok Dwi Sasono. Great job untuk akting Mas Dwi!


Banyak sekali hal-hal yang kusuka dari film ini. Salah satunya adalah adegan one shoot di UKS. Scene ini memang diakui banyak penonton sebagai adegan krusial di mana proses syuting tersebut benar-benar dilakukan dalam satu kali take. Namun, Gina S. Noer bercerita bahwa adegan one shoot tersebut butuh re-take selama tujuh kali hingga akhirnya mendapatkan hasil sempurna seperti pada yang ditayangkan. Pada adgean ini emosi dibuat campur aduk karena kedua keluarga benar-benar memainkan emosi penonton. Namun, sayang sekali film ini kurang memberikan keterpurukan Bima. Sebab, di sini aku merasa kurang ada penyesalan di antara Bima dan Dara.


Selain itu, soundtrack yang dihadirkan juga amat easy listening, bisa dibilang seleraku, hihi. Tiap lagu yang diputar sellau punya makna masing-masing dalam adegannya. Seperti lagu Growin’ Up dari Rara Sekar yang menampilkan adegan Dara harus testpack. Yang paling epik adalah momen di mana Dara dan Bima sama-sama pulang ke rumah Bima bersama orangtua Bima karena diiringi dengan soundtrack Biru dari Banda Neira. Benar-benar sebuah perpaduan yang penuh makna.


MAKNA TERSELUBUNG DI DUA GARIS BIRU


Sebetulnya banyak sekali makna-makna tersirat yang cantik banget diselipinnya oleh sang sutradara. Namun aku hanya akan menjabarkan beberapa saja karena terlalu banyak maknanya hihi.


Pertama, ketika Dara istirahat di UKS terdapat poster tentang organ reproduksi dan biologis yang hanya menjadi pajangan, tetapi sex education masih tidak dipelajari di sekolah. Sebab, masih banyak siswa yang mengalami fenomena ini.

Kedua, momen ketika Dara mencari tahu bahwa kehamilan awalnya masih sebesar stroberi. Dan ketika Bima memesan es rasa stroberi yang diblender. Nah, ini silakan teman-teman tonton ya karena jatuhnya spoiler.


Selanjutnya berkaitan dengan karakter Bima. Di sini Bima adalah anak baik-baik dan sopan. Artinya bahwa fenomena Dua Garis Biru ini bisa terjadi dengan siapa saja, tanpa memandang bulu.

Film ini harusnya bisa menjadi tamparan keras bagi sekolah yang jarang memberikan sex education. Begitu juga dengan orangtua. Terhadap masyarakat luas juga harus bisa memahami bahwa sex education amat penting.


Nah, untukmu yang ingin menonton film ini sila menonton di platform streaming legal, ya! Ada yang sudah menonton ini? Coba ceritain di komentar!


Komentar