Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2023

tatkala bait menjatuhkan hati

CINTA itu butuh perjuangan, siapa pun dirimu baik laki-laki ataupun perempuan. Begitulah untaian kalimat tegas dari para pujangga cinta yang kutemui di kala-kala sendu. Terkagum-kagum tatkala mereka mengusung dada, bertekad pada genggaman yang melayang di udara, wajah mendongak menegaskan keyakinan teguh, itulah gambaran para pujangga yang memperjuangkan cinta. Mereka adalah para laki-laki setia pada pangkuan cinta. Andailah, mereka menjatuhkan hati padaku, tersanjung pula aku sebagai perempuan beruntung. Namun, cinta memang begitu misterius, nyatanya dalam kisah ini akulah yang menjatuhkan hati kepada seorang laki-laki nun jauh dari pandangan. Meski jarak saling beradu seberapa jauh, tetapi cinta mampu membawa hatiku untuk jatuh di hadapannya.  Ingatan melayang pada diksi kaku dan umum, seharusnya tidak ada estetika. Bukan sajak, apalagi puisi, tidak ada kutipan romantis yang tersusun. Hanya ada pikiran dalam, tetapi mampu menggugah hati. Dalam pantauan dekat, di tiap-tiap kata, seak

seperti daun yang diembuskan angin

TIDAK ADA lelaki paling baik di dunia ini, setidaknya itu yang kusimpulkan setelah takdir menemput bapak di usia paling ujungnya. Setelah bapak menyatu bersama tanah, kemudian kutemui banyak lelaki membuatku jatuh, terpuruk, meringkuk di sudut. Tidak sedikit pula mengiris bagian hati sampai berkeping-keping. Pernah ada yang mengetuk, kemudian membawa dan memberikan harapan. Sebagai tuan rumah baik, maka kuterima harapan yang akhirnya dihancurkan oleh pemberinya sendiri. Kejadian itu membuatku harus membiarkan diri merasai hati yang terpatah-patah. Ada lagi, tatkala seorang lelaki berdiri di depan pintu, tidak mengetuk, tetapi senyumannya mampu membukakan pintu dan, ya, aku terjebak. Dengan pengalaman-pengalaman itu tidak lagi kubuka pintu untuk siapa pun—lelaki mana pun, kecuali siap untuk patah hati. Kali ini kubuka pintu, tidak, jangan salah paham. Aku perempuan berpendirian. Kadang-kadang kalau penat berlama-lama di persinggahan, ada kalamya butuh menyegarkan mata dan napas di ala

Satu paragraf hari ini

 BAGI beberapa orang mungkin aku adalah perempuan yang percaya diri. Itu menyenangkan, setelah bertahun-tahun selalu menjadi musuh bagi diri sendiri. Dalam waktu lama di kala itu, tidak sedikit menemukan diri merundung fiaik yang menjadi tameng, mengutuk perilaku yang menjadi fondasi. Baiklah, aku menerima masa lalu dengan sikap dan sifat yang anatonis terhadapmu beberapa oramg lain —bahkan bagi diri sendiri. Setidaknya, ada kesadaran yang membuatku belajar dan memperbaiki diri versi terbaik yang kubisa. Namun, butuh waktu lama bagiku untuk menerima diri secara lahir. I am not beautiful woman, aku selalu menghibur diri dengan menggaungkan bahwa tidak ada orang yang jelek. Itu berhasil, tetapi tidak selalu. Dalam beberapa waktu, akan kembali meragukan diri sendiri. Kadang-kadang akan merasa kembali tidak layak. Tidak layak untuk dicintai dan dimiliki. Sejatinya, aku tahu, bahwa aku ada aku yang harus lebih dulu mencintai dan memiliki diri seutuhnya. Aki berusaha untuk itu dan berhasil,

Bongkar Rumah

 TIAP HARI ada saja yang akan dipreteli dari bagian-bagian rumah yang tadinya kokoh bak istana megah. Berdiri angkuh memamerkan keutuhan tubuh dalam diamnya yang tegas. Seakan-akan berkumandang penekanan hunian ini tidaklah runtuh meski berbagai bencana alam bertandang. Benar saja, bisa dibuktikan ketika bumi bergoncang, ketika terjadi banjir, kala badai berusaha meluluhlantakkan keangkuhannya, tetapi sia-sia usahanya. Di kala bencana meratakan merusakkan hampir hunian-hunian di sekitarnya, tetapi hanya hunian itu yang tetap berdiri kokoh. Bukan hanya omong kosong, melainkan ada bicara yang berisi pembuktian. Dari luar, orang-orang akan berdecak kagum seraya menggeleng-geleng. Tahu betul, hati mereka menyanjungkan mengidamkan berada di dalam hunian sempurna ini. Kadang-kadang ada dari mereka yang rela berdiam berdiri di hadapak gerbang yang menjadi langkah awal untuk menemui istana tersebut. Hanya diam saja di situ, mengamati kemudian menunduk, tidak lupa helaan napas yang pelan sekal

si gendut

HAI , aku adalah si gendut. Kamu tahu, kan, apa itu gendut? Sini, sini, mendekat, akan kuberi tahu apa itu gendut, apakah dia sejenis umbi-umbian, atau dia adalah makhluk yang menjijikan? Ya, apa pun itu, akan kubiarkan imajinasimu berkelana. Bebaskanlah ruang pikir kamu-kamu hingga ke alam liar. Aku tidak akan melarang dan menghakimi cara berpikir kamu-kamu. Akan tetapi, waktumu sudah habis untuk berkelana mencari makna gendut. Sebab, aku akan mengemukakan diri pada kamu-kamu. Menunjukkan secara lamgsung apa itu gendut. Nah, kamu-kamu memang teman-teman yang baik, begitu rapi untuk mencari tahu apa atau siapa itu si gendut. Jadi, aku melangkah dari balik tembok yang tipis, tetapi menyembuhyikan diriku. Pelan-pelan, tetapi aku berjalan sampai berdiri di hadapan kamu-kamu. Pertama-tama hening, aku menunggu kira-kira apakah reaksi kamu-kamu akan seperti yang ada di bayanganku? Di duniaku, banyak orang akan menertawakan si gendut, sedikit orang yang menyayangi si gendut. Kebanyakan orang

layar tipu-tipu

BUKAN terlalu percaya diri, tetapi kuberi peringatan sekeras-kerasnya. Perlu diketahui, di balik peringatan, ada penyesalan dan kekecewaan diri yang membuncah. Akhir-akhir ini menjadi momok, meneror mental diri. Ingin membenci apa yang menjadi pemicunya, tetapi aku butuh. Nyatanya, hampir sebagian hidupku ada di sana. Ini peringatan, agar kamu-kamu tidak usah jatuh karena ekspektasi yang dibentuk hanya dalam satu kali lihat di sebuah layar penipu. Layar itu penuh tipu daya, tolong jangan mudah tergiur dengan polesan-polesan sempurna. Itu semu, nyatanya itu adalah lawan kata sempurna. Kembali kugaungkan sebuah peringatan, bahwa aku tidak seperti apa yang ada di bayangan kamu-kamu, tetapi aku hanya akan membuyarkan, meluluhlantakkan, menghancurkan apa-apa yang begitu sempurna di dalam imajinasi. Aku hanya akan membuat kamu-kamu kecewa. Aku juga. Setelah lama mengagumi diri di layar penuh tipu daya itu, akhirnya aku menyadari. Itu hanyalah rekaan yang dibuat agar diri tampak bahagia, te

lelaki di depan pagar

LELAKI ITU akan selalu membuat penantian-penantian bersama kepastian. Hanya dengan lelaki itu, penantian yang dinanti tidak akan pernah berujung sia-sia. Mungkin tidak semua lelaki bisa menjadi sepertinya, tetapi dia bisa. Lelaki itu dengan gagahnya akan memberi kepastian yang sudah jelas-jelas akan diaksikan. Ketika lelaki lain perlu janji untuk membuktikan kepastian yang itu pun belum tentu bisa dipastikan, tetapi lelaki itu tidak butuh janji untuk membuat kepastian. Seakan-akan, dia telah dilahirkan untuk merealisasikan kepastian dan membahagiakan kebanyakan para kaum hawa, termasuk aku. Setidaknya sudah hampir dua hari, sejak aku memutuskan memberi cinta untuk dititipkan pada lelaki itu. Dia amat sangat bisa dipercaya, tidak ragu bagiku untuk menitipkan benda sakral bernama cinta untuk disimpan olehnya. Namun, dia tidak selamanya menyimpan benda itu, pada akhirnya karena dia terlalu terpercaya dia akan kembali memberikannya padaku beberapa hari lagi. Itu yang menjadi penantianku