CINTA itu butuh perjuangan, siapa pun dirimu baik laki-laki ataupun perempuan. Begitulah untaian kalimat tegas dari para pujangga cinta yang kutemui di kala-kala sendu. Terkagum-kagum tatkala mereka mengusung dada, bertekad pada genggaman yang melayang di udara, wajah mendongak menegaskan keyakinan teguh, itulah gambaran para pujangga yang memperjuangkan cinta. Mereka adalah para laki-laki setia pada pangkuan cinta. Andailah, mereka menjatuhkan hati padaku, tersanjung pula aku sebagai perempuan beruntung. Namun, cinta memang begitu misterius, nyatanya dalam kisah ini akulah yang menjatuhkan hati kepada seorang laki-laki nun jauh dari pandangan. Meski jarak saling beradu seberapa jauh, tetapi cinta mampu membawa hatiku untuk jatuh di hadapannya. Ingatan melayang pada diksi kaku dan umum, seharusnya tidak ada estetika. Bukan sajak, apalagi puisi, tidak ada kutipan romantis yang tersusun. Hanya ada pikiran dalam, tetapi mampu menggugah hati. Dalam pantauan dekat, di tiap-tiap kata, ...
manusia penyuka-duka kehidupan