Langsung ke konten utama

Postingan

Featured Post

take a hurting from hurting takes melody

song play: Hurting Takes Some Time to Heal by Cayson Renshaw Dari awal aku memang sudah menyadari. Kedatangan kamu akan memberi dampak yang begitu besar dalam hidup aku.  Dari awal aku sudah memberi sinyal kepada diriku sendiri. Kehadiran kamu di setiap harinya, perlahan-lahan memberikan arti yang begitu besar dalam hidup aku.  Dari awal aku sudah mengira-ngira. Betapa kamu perlahan-lahan menempati ruang spesial di hati aku. Dari awal pula sudah punya ketakutan. Bagaimana jika suatu saat kamu terkikis?  Dari awal pula aku punya kekhawatiran. Bagaimana kalau aku kembali berharap kepada sesuatu yang bukan milik aku? Sekarang rasanya kamu seperti akan dipikis oleh waktu. Aku merasa ketakutan dan kekhawatiranku mulai menyerang. Jauh di lubuk hati, aku takut kehilangan kamu. Jauh di dalam pikiran aku, Aku bukan siapa-siapa kamu.  Satu hal aku sadari. Jika aku benar-benar patah hati ketika kamu hilang. Ini menjadi bukti bahwa aku kembali berharap terhadap seseorang yang la...
Postingan terbaru

I Wanna Say, "I Love You!"

AKU tidak mau gegabah, lagi. Meskipun hitungan keputusan sebelumnya tidak termasuk gegabah, tetapi cukup membuang-buang waktu. Waktu yang harusnya bisa digunakan untuk mencari jati diri, sibuk mencintai orang lain. Kesempatan yang mestinya dimanfaatkan untuk mengembangkan diri, terbuang karena sibuk menata hati. Kali ini tidak boleh gegabah, tetapi tidak lantas menutup hati. Patah hati boleh meloloskan air mata seember penuh. Namun, patah hati tidak boleh mengunci hati seperti yang sudah-sudah. Seperti perempuan malang yang rapuh di sudut kegelapan. Tampak menyedihkan karena tiada cinta betah berlabuh. Penataan hati sudah berjalan dua tahun belakangan. Sekarang aku sudah jauh lebih baik, sedikit merdeka. Setidaknya kali ini aku bisa melengkungkan senyum bangga kepada diri sendiri. Lihat, sekarang aku bisa menyikapi patah hati dengan bijak. Asal kautahu, lima tahun lalu aku seperti orang gila karena kehilangan cinta. Menangis dan mengunci diri di kamar yang tirai jendelanya tidak perna...

Menyajak #2

 jatuh hati pertama jatuh hati kedua jatuh hati ketiga jatuh hati keempat jatuh hati kelima aku benar-benar akan berhenti patah hati pertama  patah hati kedua patah hati ketiga patah hati ke-empat patah hati kelima aku tidak mengerti mengapa aku tidak juga berhenti? ada yang salah dalam diriku atau apa yang salah dariku? apa begini jalan hidupku? mengapa bisa begitu? tatkala pangeran bertandang ramah tamah dipandang jika pergi menyisakan bayang-bayang bila menjauh menanggalkan ribang namun … memupuk luka setelah menghilang aku perempuan yang terbiasa akan penolakan mula-mula aku marah lama-lama aku pasrah biar kuceritakan tentang kemalangan soal hati yang dijarah sakit, tetapi tidak berdarah pertama-tama ada raja yang menolak impianku dia memberi luka pertama pelajaran patah hati  tidak tahu harus berbuat apa tahunya hanya bersedu-sedu pangeran pertama lelaki yang duduk di hdlakangku orang-orang bilang dia  bagiku dia menyenangkan

Menyajak #1: Putih Abu-Abu

 aku siap menyambut fase baru dalam hidupku putih abu-abu menanggalkan putih biru menjadi memori yang kelak dirindu banyak yang berkicau putih abu-abu akan seru begitu syahdu ada kasih yang berpadu manakala aku, kan, bertemu alih-alih cerita bahagia mengapa huru-hara? alih-alih sukacita ? mengapa duka lara seirama namanya putih abu-abu  putih pada awalnya lama-lama abu-abu cenderung gelap seperti kepulan asap tidak sedap kisah-kasih di sekolah hanyalah lagu yang merdu realitasnya, rasa ingin marah namun aku lebih banyak tersedu mana teman sejati? mana kekasih sejati? aku malah kehilangan jati … jati diri seakan-akan mati dirundung kebodohan dijauhi pencerahan dipojoki kesuraman ditemani kesepian pilu nian lantas, apa aku menjadi beringas terhadap kejamnya realitas? aku memang tidak puas, tetapi aku memberantas! ketika putih abu-abu dilepas pilu dan suram kuempas! diam-diam aku bersyukur pernah tersungkur setidaknya aku tidak kabur  justru aku melebur ada pelajaran di bali...

Main bareng Deaty [Eps. 4,. Pillow Talk]

BEBERAPA hari lalu merencanakan untuk main dengan teman gue si Desty. Waktu itu janjian main di hari Minggu. Sebetulnya ada sedikit masalah. Biasanya kan kita orang main di Simpur, sebuah pusat perbelanjaan dengan penawaran makanan minuman yang murah meriah. Masalahnya di Simpur itu nggak ada mushola. Di sekitar Simpur pun nggak ada mushola.  Dan biasanya gue sama Desti selalu main dari pagi sampai sore. Biar puas karena mainnya cuma sebulan sekali atau dua bulan sekali. Ya namanya juga irit dari pemasukan Enggak banyak komen jadi harus hemat. Dan masalahnya juga gue sekarang kalau keluar-keluar mulai pakai make up. Kalau gue berangkat main dari pagi, otomatis make up Gue bakal luntur dan kehapus saat berwudhu. Tapi kemarin rencananya kita mau makan bakso di dekat rumah Desty. Harganya murah dan enak banget. Tadinya mau otw makan bakso jam 10-an. Abis dari tukang bakso rencananya ke masjid terdekat untuk salat sambil make up-an. Habis itu baru jalan kaki ke Simpur jaraknya enggak ...

Dikenalin Cowok & BB Naik [Eps. 3, Pillow Talk]

 PAGI hari dimulai dengan teman gue, si Yuli tiba-tiba nge-chat dan video call. Ternyata dia mau ngenalin gue sama temen suaminya. Katanya sih temen suaminya lagi nyari yang serius. Dan kebetulan Gue memang lagi sendiri. Sebetulnya gue udah siap, kok, untuk menempuh hidup baru alias menikah.  Udah lama gue mendambakan sebuah rumah tangga yang penuh dengan tantangan. Tapi, setiap ada yang mau ngenalin gue ke cowok, gue selalu ragu. Gue adalah cewek yang minder dan enggak percaya diri dengan makhluk yang namanya cowok. Kayak memangnya ada, ya, yang mau sama gue? Gue punya ketakutan, takut mengecewakan teman Hidup gue. Tapi, sebenarnya gue mencoba mengatasi ketakutan itu dengan meningkatkan value diri gue. Contohnya dengan gue belajar nulis, bikin blog, personal branding di Instagram. Gue berusaha menutupi kepercayaan diri gue yang enggak kuliah ini dengan memanfaatkan skill dalam diri gue. Sebetulnya itu ampuh, tapi setiap Mbak gue dan temen gue mau mengenalkan gue dengan seoran...

Sebel dan Seneng [Eps. 2, Pillow Talk]

SEBENERNYA sih keluarga gue ini support, kok, sama hobi gue. Tapi, ya, gue bingung, sih, soalnya enggak se-effort itu juga. Kayak tadi pagi gue share link artikel buat bantu komentar dan harus tanpa anonim. Sampai sekarang enggak ada yang komentar. Ada yang komentar cuma emot live doang dan namanya Tanpa Dikenal. Huft, sebel! Akhirnya, gue hapus aja, deh, chat gue tadi. Mending nunggu BW di OBS aja.  Itu sebelan gue aja, sih. Ya, pikiran positif gue mungkin pada sibuk. Ya, ya, yaaaaaaa udahlah ya. Tapi, di sisi lain gue ngerasa seneng. Seneng karena tadi abis rapat bulanan rutinan bareng PABOBA. Ya, seperti biasa bahas evaluasi dan persiapan. Gue seneng banget bisa bergabung di komunitas PABOBA. Apa yang gue mau ada di sana. Di sana gue bisa diskusi dan banyak belajar. Belajar disiplin dan tanggung jawab dengan tugas atau jobdesc yang udah gue komit sejak awal. Rapat kali ini salah satu agendanya adalah SERTIJAB PJ Event. Kak N—partner aku sebelumnya—sekarang akan meneruskan tingka...