Langsung ke konten utama

the true first love

CINTA PERTAMA, orang-orang bilang cinta yang jatuh untuk pertama kalinya dalam hidup adalah cinta pertama. Orang-orang lain ada pula yang bilang cinta pertama adalah cinta yang terbungkus rapi dalam cinta monyet. Aku hanya manggut-manggut saja. Tanpa mencari tahu dan memaknai sendiri, langsung memvalidasi karena dua hal itu setidaknya pernah kurasakan. Namun, cinta tidak pernah hadir membawa makna yang sesungguhnya, kecuali manusia benar-benar menemukan satu titik untuk kemudian memaknai bahwa ini adalah cinta pertama. 

Cinta pertamaku datang ketika masih remaja. Tiga tahun menemui dan kenal banyak sekali lelaki, tetapi dari menjadi murid baru sampai menjadi alumni aku hanya terpaku pada satu lelaki. Namun, kemudian butuh waktu lama untuk melepaskan bayangnya. Itu cinta yang benar-benar membuatku harus menaruh hati, entah karena apa. Orang hilang lelaki yang kusukai untuk pertama kali itu aneh. Namun, bagiku dia spesial, dahulu, kala itu. Sampai setelah lulus dan menjadi murid baru di jenjang selanjutnya pun aku masih bertahan rasa pada lelaki itu, tetapi kuemapaskan karena sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan. 

Naik kelas di kelas sebelas. Mulai berharap dan jatuh hati pada lelaki satu kelas. Dia bukanlah lelaki yang terkenal, tetapi dia cukup manis dan pintar. Dia pendiam, tidak banyak tingkahnya. Dalam diam, dia mampu membuatku terjatuh kembali. Lagi-lagi tanpa persiapannya dan alasan. Pun, lagi-lagi pula, rasa suka itu tidak akan pernah terbalas. Sampai naik ke kelas selanjutnya, kuhabiskan hati dengan merana dan melara. 

Dalam waktu yang sama. Seorang lelaki hadir, awalnya tidak diacuhkan. Namun, dia cukup berjuang untuk mendekatiku. Aku merasa spesial dan dengan alasan itu aku mulai menjatuhkan hati padanya. Namun, tidak begitu mulus. Dia membuatku tertekan. Dia membuatku selalu salah. Dia membuatku harus menerimanya sementara dia tidak denganku. Lama-lama aku lupakan karena ini tidak baik untukku. Butuh waktu lima tahun untuk benar-benar lepas dan ada pada fase merasa aneh karena pernah mencintainya. 

Setelah kian lama membenci cinta. Selama itu tidak menyukai kisah romantis. Selama itu merasa risi dengan orang-orang yang galau karena cinta. Selama itu jengah dengan orang-orang yang tengah menjalin cinta. Itu karena aku muak dengan cara cinta memperlakukanku. Cinta tidak pernah memberiku makna yang benar-benar bisa kudapatkan. Merasa tidak pernah membuatku merasa dicintai seutuhnya. Cinta hanya membiarkanku jatuh untuk terluka. Banyak sekali lukisan luka yang memutuskan. Sebuah karya cinta yang begitu tidak adil bagiku. Namun, nyatanya aku masih membutakan cinta dan untuk pertama kali setelah kian lama aku memutuskan kembali bertarung dengan cinta. 

Baru kusadari bahwa inilah cinta pertamaku. 

Kali ini kulayangkan dengan lincah ke hadapan lelaki itu. Namun, ya, lagi-lagi hati itu tidak pernah bisa ditangkap oleh lelaki mana pun yang kutuju. Menang kembali melukis luka, tetapi kali ini lebih menyenangkan dan menenangkan. Sebab, telah ku siapkan kanvas untuk gambar luka terbaru. Sebab, sudah ku siapkan cat lukis untuk mengindahkan bentuk luka. Sehab, sudah dipersiapkan kanvas berisi risiko besar. Sehab, sudah kusiapkan cat lukis sebagai konsekuensi atas lukisan luka yang begitu nyata agar makin nyata. 

Cinta pertamaku adalah cinta dengan persiapan akan sebuah risiko dan konsekuensi. Cinta pertamaku adalah tatkala aku bersiap untuk patah hati dan menikmati sampai jatuh di titik paling melelahkan. Cinta pertamaku adalah di kala tahu apa yang harus kulakukan untuk melepaskan yang sudah tidak ada harapan lagi. Cinta pertamaku adalah tentang pembelajaran untuk hati-hati dalam mencintai. Cinta pertamaku adalah pelajaran untukku bahwa aku tidak semudah itu mendapatkan apa yang kuinginkan bahkan tidak semua keinginan bisa kumiliki. Cinta pertamaku adalah aku belajar. Cinta pertamaku, kamu. 

Komentar