Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

I Wanna Say, "I Love You!"

AKU tidak mau gegabah, lagi. Meskipun hitungan keputusan sebelumnya tidak termasuk gegabah, tetapi cukup membuang-buang waktu. Waktu yang harusnya bisa digunakan untuk mencari jati diri, sibuk mencintai orang lain. Kesempatan yang mestinya dimanfaatkan untuk mengembangkan diri, terbuang karena sibuk menata hati. Kali ini tidak boleh gegabah, tetapi tidak lantas menutup hati. Patah hati boleh meloloskan air mata seember penuh. Namun, patah hati tidak boleh mengunci hati seperti yang sudah-sudah. Seperti perempuan malang yang rapuh di sudut kegelapan. Tampak menyedihkan karena tiada cinta betah berlabuh. Penataan hati sudah berjalan dua tahun belakangan. Sekarang aku sudah jauh lebih baik, sedikit merdeka. Setidaknya kali ini aku bisa melengkungkan senyum bangga kepada diri sendiri. Lihat, sekarang aku bisa menyikapi patah hati dengan bijak. Asal kautahu, lima tahun lalu aku seperti orang gila karena kehilangan cinta. Menangis dan mengunci diri di kamar yang tirai jendelanya tidak perna...

Menyajak #2

 jatuh hati pertama jatuh hati kedua jatuh hati ketiga jatuh hati keempat jatuh hati kelima aku benar-benar akan berhenti patah hati pertama  patah hati kedua patah hati ketiga patah hati ke-empat patah hati kelima aku tidak mengerti mengapa aku tidak juga berhenti? ada yang salah dalam diriku atau apa yang salah dariku? apa begini jalan hidupku? mengapa bisa begitu? tatkala pangeran bertandang ramah tamah dipandang jika pergi menyisakan bayang-bayang bila menjauh menanggalkan ribang namun … memupuk luka setelah menghilang aku perempuan yang terbiasa akan penolakan mula-mula aku marah lama-lama aku pasrah biar kuceritakan tentang kemalangan soal hati yang dijarah sakit, tetapi tidak berdarah pertama-tama ada raja yang menolak impianku dia memberi luka pertama pelajaran patah hati  tidak tahu harus berbuat apa tahunya hanya bersedu-sedu pangeran pertama lelaki yang duduk di hdlakangku orang-orang bilang dia  bagiku dia menyenangkan

Menyajak #1: Putih Abu-Abu

 aku siap menyambut fase baru dalam hidupku putih abu-abu menanggalkan putih biru menjadi memori yang kelak dirindu banyak yang berkicau putih abu-abu akan seru begitu syahdu ada kasih yang berpadu manakala aku, kan, bertemu alih-alih cerita bahagia mengapa huru-hara? alih-alih sukacita ? mengapa duka lara seirama namanya putih abu-abu  putih pada awalnya lama-lama abu-abu cenderung gelap seperti kepulan asap tidak sedap kisah-kasih di sekolah hanyalah lagu yang merdu realitasnya, rasa ingin marah namun aku lebih banyak tersedu mana teman sejati? mana kekasih sejati? aku malah kehilangan jati … jati diri seakan-akan mati dirundung kebodohan dijauhi pencerahan dipojoki kesuraman ditemani kesepian pilu nian lantas, apa aku menjadi beringas terhadap kejamnya realitas? aku memang tidak puas, tetapi aku memberantas! ketika putih abu-abu dilepas pilu dan suram kuempas! diam-diam aku bersyukur pernah tersungkur setidaknya aku tidak kabur  justru aku melebur ada pelajaran di bali...