Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2024

merayakan patah hati

  KINANTI terpingkal-pingkal, matanya tidak berhenti mengeluarkan air. Sesekali di sela tawanya, terdengar bengek. Tangan pun ikut bereaksi, memukul-mukul pelan bagian diri yang hisa dipukul sebagai bentuk luapan emosi. Ekspresi atas respons sesuatu yamg amat lucu. Bagi Kinanti, apa yang dialaminya sungguh lelucon. Susah payah mengumpulkan keberanian selama berhari-hari hanya untuk beberapa menit yang berakhir tragis—lelucon paling parah tahun ini. Tidak ada yang bisa berusaha menghentikan aksi Kinanti. Teman Kinanti berperan sebagai penonton, wajah temannya pilu mengabu, tidak ada bahagia-bahagia sama sekali. Ruangan kelas yang hanya terisi mereka berdua terus memantulkan gelak tawa dari satu sudut ke sudut lain. Sahutan gema itu begitu miris, mengiris siapa pun yang mendengar dan mengetahui peristiwanya. “Cowok itu emang gila, sih!” Kinanti bersahut di tengah-tengah tawa. Dia sampai merunduk saking lelah dan sakit karena banyak tertawa. *Bayangin aja, njir, enam bulan gue sama dia s